Kamis, 22 Januari 2009

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI) DI SMA NEGERI 1 GRESIK TERHADAP

Oleh Mohammad Dhofir, S.Pd *)
Guru SMAN 1 Gresik


Abstrak
“School resources are necessary but not suffiicient condition to improve student achievement” Input pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak harus ada dalam batas-batas tertentu tetapi tidak menjadi jaminan dapat secara otomatis meningkatkan mutu pendidikan. Kalimat diatas memberi gambaran bahwa proses peningkatan pendidikan sangat berpengaruh terhadap hasil atau prestasi peserta didiknya. Dengan menerapkan program Sekolah Bertaraf Internasional SMA Negeri 1 Gresik mampu meningkatkan mutu pendidikan peserta didiknya. Yaitu berupa prestasi yang dicapai siswa baik prestasi akademis, nonakademis, mulai tingkat sekolah, daerah kabupaten, provinsi, sampai tingkat nasional bahkan internasional.

Kata Kunci: Program SBI, Prestasi siswa.


Pendahuluan
SMA Negeri 1 Gresik saat ini melaksanakan program SBI. Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa secara signifikan, baik prestasi di tingkat sekolah, kabupaten, provinsi, nasional, bahkan internasional. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan program SMA Negeri 1 Gresik atas dasar penunjukan pemerintah pusat, sebagai salah satu pilot project penyelenggaraan SBI di SMA. Upaya tersebut dimulai dengan membuka satu kelas rintasan pada tahun pelajaran 2005-2006 (dengan sistem By Class). Kemudian pada angkatan berikutnya, SMA Negeri 1 Gresik melaksanakan program SNBI secara penuh kepada seluruh siswa kelas X (By Subject) mulai tahun pelajaran 2006-2007 dan seterusnya.

Apa Itu SBI?
SBI merupakan singkatan dari Sekolah Bertaraf Internasional. Sekolah yang bersetatus sekolah nasional sebagaimana sekolah-sekolah lain tetapi mutu atau kualitasnya setara dengan sekolah internasional. Sebagaimana yang diamanatkan oleh UU Sisdiknas tahun 2003, SBI ini muncul sebagai perintah untuk setiap daerah agar memiliki sekolah yang bermutu atau memiliki standar Internasional. Sekolah ini mengacu pada kurikulum nasional dan dipadu dengan kurikulum internasional.

Yang dimaksud daerah dalam hal ini adalah daerah kabupaten atau kota. Diharapkan di setiap daerah tersebut terdapat sekolah unggulan dan sekolah yang memiliki standar internasional. Sampai saat ini SBI telah muncul hampir di seluruh kota besar di Indonesia. Pada tahun 2006 ada 100 SBI. yang ada di Jawa Timur 13 sekolah. Pada tahun 2007 meningkat menjadi 200 sekolah dan di Jawa Timur menjadi 21 sekolah. Contohnya, SMA Negeri 3 Malang, SMA Negeri 5 Surabaya, SMA Negeri 1 Bojonegoro, SMA Negeri 1 Gresik, SMAN 1 Kasihan Bantul, dan SMA 1 Yogyakarta.

1. Kriteria Dasar Penentuan SBI
Dalam menjalankan pendidikan yang standar mutunya setara dengan pendidikan internasional tidaklah mudah. Sekolah harus memiliki kreteria-kriteria dasar yang harus dipenuhi. Menurut Moedjito dalam artikelnya yang dimuat dalam Widya (2008:2) Ia mengatakan bahwa membangun sekolah-sekolah model (baca SBI) tidak sulit asal ada lahan dan uangnya, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mengisinya dan kesiapan sumber daya manusianya.

Ada beban psikologis dan pertanggungjawaban yang harus dilaksanakan yaitu bagaimana mengubah masalah-masalah serta tantangan-tantangan yang ada menjadi peluang. Bagaimana menciptakan pola-pola pikir yang inovatif. Untuk itulah kriteria dasar yang harus dipenuhi sekolah untuk mendapat setatus SBI adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan mutu sekolah harus setara dengan sekolah internasional dan memperoleh akreditasi dari lembaga internasional.
b. Kepala sekolah dan pengajar harus memperoleh sertifikasi dan atau lisensi internasional.
c. Peningkatan mutu sekolah harus dilandasi suatu rencana yang menggunakan pendekatan.
d. Adanya partisipasi masyarakat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kota atau kabupaten selama proses peningkatan mutu sampai dengan pencapaian standar internasional untuk menjamin keberlanjutan (Sustainability) program sekolah tersebut.
e. Melibatkan instansi profesional dan LPMP untuk menjamin keberlanjutan program sekolah yang bertaraf internasional.
f. Bermitra dengan sekolah luar negeri sehingga lulusannya dapat diterima di perguruan tinggi luar maupun dalam negeri.


Di samping itu, prasyarat yang harus dipenuhi sebelum sekolah dapat dikatakan bertaraf internasional adalah:
a. menggunakan kurikulum nasional (modifikasi), yang dipadu dengan kurikulum internasional
b. Wajib mengikuti Ujian Nasioanl
c. Mengikuti ujian internasional (optional)
d. Proses pembelajaran dan manejemen (berstandar internasional)
e. Berbasis pada kultur Indonesia
f. Tidak eksklusif ( semua aspek dikembangkan)
g. Sistem dalam penerimaan siswa (akses untuk siswa makin setara)

2. Karakteristik SBI dan Perbedaannya dengan SN

SN adalah singkatan dari Sekolah Nasional yang merupakan program pemerintah sebelum adanya SBI. Berikut adalah karakteristik SBI yang berbeda dengan SN, antara lain: 1) kurikulum yang digunakan nasional dan internasional (cambridge), 2) bahasa pengantar pembelajaran menggunakan bahasa Inggris, 3) buku siswa sebagian didatangkan dari luar negeri, 4) siswa juga memperoleh hand out berbahasa Inggris.

Pelaksanaan Program SBI di SMA Negeri 1 Gresik
1. Moving Class
Sejalan dengan adanya otonomi daerah termasuk di dalamnya adanya otonomi pendidikan, sekolah berusaha mencari inovasi-inovasi baru yang berguna untuk menunjang program peningkatan kualitas pendidikan. Sebagaimana yang dikatakan oleh tim Bapenas School Based Managemant (SBM) atau Manajeman Berbasis Sekolah(MBS) merupakan bentuk alternatif pengelolaan sekolah dalam program desentralisasi bidang pendidikan, yang ditandai dengan adanya otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional (Suryosubroto,2004:196).

Dengan adanya hal tersebut, sekolah dapat mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan lingkungan setempat. Untuk itulah SMA Negeri 1 Gresik mengimbangi adanya program SBI dengan menerapkan proses pembelajaran kelas berpindah atau yang biasa disebut dengan istilah Moving Class. Program ini mewajibkan siswa untuk pindah ke ruang kelas yang sesuai dengan pelajarannya setiap pergantian mata pelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa jenuh tinggal atau menetap pada satu kelas saja. Jadi, masing-masing mata pelajaran mempunyai kelas sendiri-sendiri. Selain itu, setiap kelas memiliki satu ruang kelas sebagai kelas tanggung jawab. Tiap kelas berkewajiban merawat dan menjaga kebersihan dan kerapian ruang kelas tanggung jawab masing-masing.

2. Full Day School
Full day school telah banyak dilakukan oleh sekolah-sekolah nasional. Penggunaan program ini bertujuan untuk mengoptimalkan waktu belajar di sekolah. Di SMA Negeri 1 Gresik full day school telah berjalan 3 tahun. Para siswa diwajibkan mengikuti proses belajar di sekolah sekitar sembilan jam. Proses Belajar Mengajar dimulai pukul 06.45 WIB hingga pukul 13.00 WIB. setelah sholat makan dan istirahat, pukul 13.45 WIB dilanjutkan dengan proses belajar antara lain mengerjakan tugas, mereview, berdiskusi dan lain-lain dengan didampingi oleh guru pembimbing.

Program ini berlaku pada hari Senin – Kamis. Khusus hari Sabtu digunakan pelajaran ekstrakurikuler mulai pagi hingga sore hari. Hal ini dilakukan agar siswa yang memiliki Bakat tidak merasa dibatasi haknya. Di samping itu, mereka bisa mengoptimalkan berlatih sehingga dapat meraih prestasi yang baik.

Bahasa Pengantar
Proses belajar yang dilakukan di sekolah Bertaraf Internasional berbeda dengan proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah nasional. Para siswa menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar. Namun, untuk sementara yang menggunakan bahasa Inggris hanya dikhususkan pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Para guru, khususnya yang melaksanakan program SBI juga wajib menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar.

Pada saat evaluasi, soal-soal dibuat dengan menggunakan bahasa Inggris. Dalam menjawab soal, siswa juga diwajibkan menggunakan bahasa Inggris pula. Jadi, SMA Negeri 1 Gresik, yang menggunakan program Sekolah Bertaraf Internasional berusaha menyamakan kualitas pendidikan dengan sekolah-sekolah Internasional. Salah satu caranya adalah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

Kurikulum Cambridge
Dalam melaksanakan Sekolah yang bertaraf internasional, kurikulum adalah hal penting karena kurikulum adalah panduan sekolah dalam menjalankan segala aktifitas terutama dalam hal pembelajaran terhadap anak didiknya. Untuk itu, sekolah berupaya mengambil, memakai dan mengorganisasikan kurikulum yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
Sebagaimana pendapat Nasution (1980) organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan lepada murid-murid. Organisasi kurikulum berhubungan dengan tujuan penduidikan yang hendak dicapai karena pola-pola berbeda akan mengakibatkan ini dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula.

SMA Negeri 1 Gresik menggunakan kurikulum Cambridge sebagai acuan. Kurikulum ini sudah menjadi acuan bagi sekolah-sekolah internasional. Muatan materinya sudah diakui secara Internasional. SMA Negeri 1 Gresik menggunakan kurikulum internasional yaitu kurikulum Cambridge, tetapi tetap menggunakan kurikulum nasional (perpaduan ) dalam hal ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dari perpaduan dua kurikulum tersebut dapat dihasilkan kurikulum yang selama ini dipakai di SMA Negeri 1 Gresik yaitu Sekolah Nasional Bertaraf Internasional.

Fasilitas pendukung
1. Information and Communication of Technology (ICT)
Dalam menyelenggarakan pendidikan, sarana dan prasarana adalah fasilitas pendukung untuk membantu mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Suharsimi yang dikutip Suryusubroto (2004:114) diterangkan bahwa yang termasuk prasarana pendidikan adalah bangunan sekolah dan alat perabot sekolah. Prasarana pendidikan tersebut juga berperan penting dalam proses belajar mengajar walaupun secara tidak langsung.

Adapun sarana pendidikan masih menurut beliau dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu : alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. Prasarana yang ada di SMA Negeri 1 Gresik sudah cukup memadai baik berupa gedung, ruang kelas dan lain-lain sebagaimana diterangkan di atas sedangkan sarana yang dipakai yang cukup penting adalah sarana Information and Communication of Technology (ICT).

Sarana Teknologi ini Sangat menunjang proses pembelajaran Sekolah Nasional Bertaraf Internasional. Sekolah memasang jaringan internet pada setiap komputer.. Hal ini dimaksudkan agar para siswa dapat belajar menggunakan Internet dengan baik, khususnya untuk menunjang wawasan dalam bidang ICT. Selain itu, dengan menggunakan Internet para siswa dapat menjalin komunikasi dengan siswa-siswa lain baik di dalam maupun luar negeri dalam suatu forum siswa. Selain sarana Internet, sekolah juga menyediakan sarana LCD yang dipasang pada tiap – tiap kelas dan laptop. Sarana ini dapat dipergunakan oleh guru maupun siswa pada saat presentasi.

2. SDM Sekolah
Dalam Peningkatan kualitas pendidikan dalam hal ini penggunaan progran Sekolah Bertaraf Internasional, sumber daya manusia menempati posisi yang sangat penting. Meskipun sarana dan prasarana mendukung tetapi pengelolahnya kurang memadai (tidak profesional) maka peningkatan kualitas pendidikan menjadi sia-sia.

Sumber Daya Manusia yang dimaksud adalah seluruh stekholder dalam satuan pendidikan misalnya kepala sekolah, guru, karyawan, petugas administrasi dan lain-lain. Terutama guru. Guru memegang peran kunci dalam peningkatan prestasi siswa. Sebagaimana yang telah diterangkan Suparmi (2008: 81) peranan guru selalu menggambarkan tingkah laku dalam berbagai interaksinya, dari interaksi tersebut khususnya di sekolah peranan guru meliputi : informator, konselor, administrador, inovator, dan motivator. Untuk menciptakan tenaga kependidikan yang profesional ini harus dilakukan untuk menunjang peningkatan prestasi.
Dalam menjalankan program SBI guru SMA Negeri 1 Gresik dibekali dengan pengetahuan dan pelatihan yang menunjang program tersebut baik melalui seminar, workshop, serta diklat. Adapun peningkatan berbahasa Inggris guru, sekolah memfasilitasi dengan mendatangkan tentor bahasa Inggris yang didatangkan dari NSC atau Amex. Huru juga bisa kuliah di Jurusan bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Gresik program D-1.

Adapun dalam penyusunan silabus, RPP, dan perangkat pembelajaran lainnya serta membantu para guru dalam memahami materi ajar dan membuat bahan ajar khususnya mata pelajaran eksak (matematika, kimia, físika, dan biologi), sekolah mendatangkan pembimbing-pembimbing profesional dari Universitas Negeri Malang. Mereka adalah para doktor lulusan Luar Negeri.

3. Prestasi yang dicapai
Sebagaimana yang dikemukakan di atas bahwa tujuan pelaksanaan program SBI adalah meningkatkan prestasi siswa. Prestasi siswa dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu prestasi akademis dan prestasi nonakademis. Prestasi yang dimaksud adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang terdapat dalam kurikulum (Harahap,1994:21). Hal senada juga dikemukakan oleh Jamarah. Ia mengatakan bahwa prestasi adalah hasil suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun secara kelompok (1994:19).

Selama tiga tahun melaksanakan SBI, SMA Negeri 1 Gresik ternyata mampu meningkatkan prestasi peserta didiknya baik prestasi akademis maupun nonakademis mulai tingkat kabupaten sampai tingkat internasional. Pada tahun pelajaran 2005 – 2006 siswa –siswi SMA Negeri 1 Gresik menjuarai 101 kejuaraan. Prestasi akademis sebanyak 66 kejuaraan sedangkan 35 kejuaraan merupakan prestasi nonakademis.43 prestasi tingkat kabupaten, 52 prestasi tingkat provinsi, dan 6 prestasi tingkat nasional. Pada tahun 2006 – 2007 SMA Negeri 1 Gresik meraih 108 prestasi.

Prestasi akademis berjumlah 73 kejuaraan dan prestasi nonakademis 35 kejuaraan. 64 prestasi tingkat kabupaten, 30 prestasi tingkat provinsi, 13 prestasi tingkat nasional, dan 1 prestasi tingkat internasional serta 4 pelajar ikut pertukaran pelajar, masing-masing ke Amerika Serikat dua siswa (Pynselvania dan Washington), satu ke Jepang (Fukushima), dan satu lagi ke Australia (Perth). Sedangkan pada tahun 2007 – 2008 sudah menjuarai seratus kejuaraan 75 kejuaraan merupakan prestasi akademis dan 25 kejuaraan lainnya merupakan prestasi nonakademis. 40 prestasi tingkat kabupaten, 50 prestasi tingkat provinsi, dan 10 prestasi tingkat nasional. Selain itu, SMA Negeri 1 Gresik selalu meluluskan siswanya 100% bahkan pernah meraih NUN tertinggi baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Setiap tahun lulusan SMA Negeri 1 banyak yang diterima di perguruan tinggi negeri. Data yang terakhir siswa yang masuk ke perguruan tinggi negeri mencapai 88,33%. Ini prestasi yang cukup membanggakan.

Penutup
Pelaksanaan Program Sekolah bertaraf Internasional di SMA Negeri 1 Gresik berjalan cukup baik yaitu dengan memadukan kurikulum Nasional (KTSP) dengan kurikulum internasional (Cambridge) serta didukung dengan program Moving Class dan Full Day School. Pengaruh Pelaksanaan Program SBI terhadap prestasi siswa SMA Negeri 1 Gresik cukup baik. hal ini ditandai dengan beberapa prestasi yang telah dicapai siswa baik akademis maupun nonakademis dari tingkat kabupaten sampai internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdikbud.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Juhara, Erwan. 2005. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: CV. Eko Jaya.
Moejito. 2008. Widya; majalah pendidikan, seni dan pariwisata,( SBI menurut Kacamata Moejito) Volume 3 No. 34 April 2008. Surabaya.
Nasution. 1997. Azaz-Azaz Kurikulum. Bandung: CV. Yemmars
Poerwodarminto. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Suparmi. 2008. Pentingnya Peningkatan Profesionalisme Guru. Majalah Ilmiah Guru DWIJAKARYA Vol. 1 No.1 Januari-Maret 2008. Surabaya: PPLP PGRI Jawa Timur.
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta. Rieneka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2 komentar: